BILA CINTA KERANA ALLAH...

‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
(DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG)

Friday, December 02, 2016

SURAT DARIPADA PENYAIR



Dia menghantar surat-surat cintanya
pada ruangan kosong skrin komputernya
setiap aksara ditulis penuh ikhlas
tanpa mengharap ihsan mahupun belas

Dia melakar kata-kata kasihnya
pada kanvas kertas buku catatannya
setiap bait peristiwa dilakar penuh makna
menggeledah hakikat sebuah cita

Setiap rasa yang ditinta
rupanya baru dia tahu
menjadi seorang penyair
seperti menghantar surat-surat cinta
kepada kekasih yang tidak pernah dibalas

Dan dia sedar
sepi yang paling dalam
adalah kekasih yang paling akrab.


ADNIE BAHIAH
KUALA LUMPUR.

p/s: Tersiar di Dewan Sastera Edisi Disember 2016

Wednesday, November 30, 2016

Sebuah Citra Tentang Hari Tua





malam ini kita membuang kenangan,
keseluruhan yang mahu kita lupakan,
keseluruhan yang melepaskan
selamanya digoyah waktu,
tentang rasa masa lalu

selamat datang hari tua,
pabila kita sedar uban putih
sudah memenuhi sebahagian kepala
usia yang bersisa memeluk rasa

Dan tentang tuhan,
kita  masih dipeluk sepi,
dan perlahan-lahan jiwa kita mati.


30/11/2016

kamar Impiana, PJ

Wednesday, September 21, 2016

BERTARUNG RINDU DI KOTA BATU



Masa telah meleraikan aku
jatuh jauh ke dalam sepi berliku
jasadku bertarung rindu di kota batu
sedang jiwaku sakit separuh pilu
kesepian mencengkam langit kalbu

di kota batu
kesepian itu hangat melikat
berdarah merah
mengalir ke segenap tubuh perempuanku
ia bernafas dalam denyut rindu

di kota batu
jasadku terperangkap lagi
hanya ruang-ruang kesepian memanggilku
tiada lagi lukisan senyuman ayah dan ibu.


Kuala Lumpur

19/9/2016

Tuesday, August 23, 2016

PEREMPUAN YANG MENIDURI KESEPIAN PUISI



perempuan yang memamah sepi
adalah perempuan yang berani
membaringkan kegusaran diri
pada ruang hangat matahari
dan mengeluarkan jantungnya sendiri
dari beribu-ribu buah puisi
yang setia bergentayangan di suara hati
biarpun tersekat oleh magis mimpi

ia bukan soal sajak-sajak luka
ia lebih memperihal tentang ingatan duka
tentang jiwa yang malap
takut akan bebayang gelap

dia buru-buru meniduri kesepian
sedang yang lain masih seksa sendirian.


KAMAR IMPIANA, PJ

23.8.2016

Wednesday, August 10, 2016

SEPI OGOS YANG BERTANDANG



(I)
ia tentang mimpi ogos yang bertandang
kesunyian meresahkan terburu-buru datang
aku masih jauh dari mimpi-mimpi
aku masih terperangkap sepi

(II)
aku membaca keriuhan hatiku sendiri
tanpa sedar aku termangu sepi
yang didapat cuma sebuah cemburu
di sebalik sela hayat waktu

(III)
aku menyebut namamu sebagai kenangan
ia adalah luka sepi yang bertebaran
berulang-ulang kesakitan di fikiran
ketika ego menjadi halangan

(IV)
setelah kusedar hari-hariku
hanya dipenuhi pilu
aku kalut dalam waktu
aku larut dalam rindu
ketika itu,
suara sepiku tertindas angin lalu
lantas aku memilih terus bisu

(V)
suara sepiku berteriak
dan orang-orang masih kelihatan pekak

(VI)
esok lusa kalau sepi bertanya
di mana tempat boleh sembunyi
katakan padanya tempat itu
bernama hati

(VII)
kini sepi
aku sepenuhnya sendiri.


KAMAR IMPIANA, PJ

10/8/2016

Wednesday, August 03, 2016

Memintal doa-doa untukmu, sahabat


 (dedikasi untuk Mohamad Irwan Ahmad- 12/12/1990- 28/05/2016)

Sahabat
Genap dua purnama pemergianmu
Ke negeri abadi
Di sisi tuhan
Yang maha pengasih dan penyayang

Hanya air mata mengalir hebat
Tatkala mengetahui bahawa kematian itu dekat
Kepada pemberi hakikat

Tiada lafaz kata mampu dizahirkan
Hanya Al-Fatihah dan Yassin
Sebagai hadiah bekalan

Segala kenangan persekolahan masih manis terpahat
Sentiasa indah dan kekal erat
yang mampu dikenang hanya kenangan
Untuk persahabatan indah sepanjang zaman

Al-Fatihah



Thursday, July 21, 2016

SEBARIS PUISI YANG TERLUKA



malam itu aku tersenyum di depan puisi
hujan malam telah menghidupkan nafas seisi
aku bertanya khabar puisi,
masihkah dia memberi nafas seisi?

aku tahu dia menulis puisi yang sakit
dari jantung jiwanya yang perit
terus luka puisi itu berdarah
merebak menjadi ruang-ruang amarah
gundah suara puisi yang sentiasa ada
resah puisi yang mendikit hangat dada

dia membilang nikmat yang tidak berkesudahan
puisi menggelepur rebah kebasahan
sedang puisi adalah kata-kata
yang datang dengan air mata

dari kamar jendela kaca
 tinggal sebaris puisi yang terluka
dihiris hempedu kata-kata
ku lihat ada darah mengalir hiba
ada jiwa, ada lara, ada hangat air mata
sentiasa menyeksa.

KAMAR IMPIANA, PJ

21/7/2016

Saturday, July 16, 2016

RESAH RASA DI HARI ULANG TAHUN



Ketika kulewati kenangan-kenangan
mencurah disebalik dingin debu
gambar-gambar kedewasaan bertamu
tentang kesepian yang mengurung hati

pada getar rasa terakhir
adalah nafas langit di atas air
resah yang terseksa dada
bulan yang kurangkul di riba
tersimpan pekik rindu nestapa.

KAMAR IMPIANA, PJ

14/7/2016

Monday, June 27, 2016

KENANGAN RINDU YANG BISU



rindu itu suara bisu
tidak bisa mengungkap sukma kalbu
datangnya tanpa mengira waktu
rasanya gusar luruh menggebu

saat dipatahkan kuntum bunga
ada perempuan mengirim air mata
dalam jasad ada kenangan bersisa

indah sekali rupa kenangan
anginnya menusuk langit ingatan
kenangan berpusar di halaman
dan baunya resah kemenyan

kenangan bertanya kenapa perempuan sering menangis?
dan kenangan terdahulu membuat hati perempuan bergerimis

KAMAR IMPIANA, PJ
27/6/2016

Monday, June 20, 2016

DI HARI ULANG TAHUNMU



di hari ulang tahunmu
ada rindu yang menitis di kalbu
di hari ulang tahunmu
biarlah doa-doaku
hanya tuhan sahaja yang tahu

di hari ulang tahunmu
aku menghantar doa-doa dari jauh
rindu paling riuh
dalam rasa paling utuh

kekasih,
aku masih memilikimu
di dalam doa-doaku.

KAMAR IMPIANA, PJ
20/6/2016

Tuesday, June 14, 2016

RINDU YANG PALING LARUT



rindu yang paling larut
di dada ingatanmu
berpecah-pecah menjadi kesakitan
gemeresik dalam luka perempuanmu
terpendam menganiaya jasad dan jiwa

rindu yang paling larut
adalah rumah ingatan
bersama kenangan berparut
yang terpaksa dilupakan.

KAMAR IMPIANA, PJ
13/6/2016

SANG MALAIKAT HATI






 Di antara lorong-lorong sepi
kau tidak pernah tahu ada kebangkitan hati
di lewat musim waktu hari

sebenarnya tuhan telah menghantarkan
sang malaikat hati
dalam separuh jiwa lelaki
dengan sisa yang tiada tertinggal mimpi

doa-doamu termakbul tanpa henti
Cuma kau yang tetap merasa sunyi dan sepi.

KAMAR IMPIANA, PJ
13/6/2016


Wednesday, June 08, 2016

HARUMAN MALAIKAT KECIL



senja yang membasah petang itu
menjingga merahnya
ada malaikat kecil
diutuskan tuhan
bagai mendekat hidup dan matiku
setelah sembilan purnama berkongsi rasa

dia muncul dari mata terpejam
bangkit dari pundakku
seperti rohnya dan rohku bersatu

dia adalah jasad baru
putih suci
leluhur sukmaku.



KAMAR IMPIANA, PJ

Friday, June 03, 2016

PELANGI YANG TERLEWAT



sesudah hujan petang
aku lihat jalur pelangi terang
warnanya cerlang
seperti bayang
sebuah perasaan sayang
sedang tersenyum girang

aku lihat di jari manismu
dengan sebuah rasa yang cemburu

tuhan,
ini rahsia-mu
keajaiban yang memesra kalbu
sabar yang indah memang perlu ditunggu
dengan doa-doa dan ingatan rindu.

 JALAN KLANG LAMA, PJ
1/6/2016




Tuesday, May 31, 2016

BERKELANA DALAM BISIK ANGIN

(Mengenang kepulanganmu, sahabat)
12/12/1990-28/5/2016

hari ini aku berkelana
dalam bisik-bisik angin
bertanya tentang riuh perasaan
mengenang kepulanganmu, sahabat
ke negeri abadi

aku hanya mampu menghantar rindu
kenangan-kenangan yang tidak palsu
jatuh dalam pasungan air mata pilu
betapa kita punya beberapa waktu
untuk larut dan saling mengingati
berpesan-pesan tentang hal kebaikan
sebelum riwayat terhenti

mengenangmu,
aku mengenang akan ilmu
ketika kita saling berebut
untuk mendapat nombor satu
dan ketika kita saling berdebat
untuk menjadi orang-orang hebat

sahabat,
akan aku bawa semangatmu
untuk terus mencintai ilmu
di mana-mana sekalipun,
semangatku tidak akan kaku.



 KAMAR IMPIANA, PJ
28/5/2016

Wednesday, May 25, 2016

SEWAKTU MEREKA ADA

(untuk Husna, Faiz, Fatimah dan adik)

sewaktu aku pulang kerja
mereka yang setia menunggu di tangga
pelukan mereka memerai bahagia
suara teriakan mereka menghapus haus dahaga
senyuman mereka mengajar banyak makna
akan kehidupan yang kita berbahagi rasa

sewaktu mereka ada
mereka adalah sumbu cinta
yang suci, mekar menyala

di mana-mana,
moga kalian tumbuh membesar dengan ceria.


Tuesday, May 24, 2016

KATA-KATA KEPADA KESEDIHAN






saat aku mahu terlelap dengan mimpi indah
kata-kata membuat mindaku gundah
ada kata-kata yang beratur
maju ke ruangan tidur
kata-kata adalah wajah kesedihan
yang membuat hati tetap terus bertahan

kata-kata kepada kesedihan:
“ hati ini adalah bulan berwajah suram,
kenapa kau sanggup meranapkannya jadi terus muram?”

hey kata-kata:
“biarlah yang terluka hanya hati,
jangan yang berduka itu diri”


KAMAR IMPIANA, PJ
24/5/2016



Monday, May 23, 2016

CENDAYAM SENYUM



satu waktu dahulu
cerita tujuh bulan lalu
cendayam senyumanku
yang menggoda rindu
telah membungkus sepimu
bentuk rasanya bergentar di hatimu
bertaburan di setiap penjuru fikiranmu;

         dan kau terlalu asyik bertanya tentangnya
         menjadi rusuhan dalam kecelaruan dada
         betapa kau merasa itu suatu cinta

walhal;
itu simbol gelora sukmamu
hanya suara hakikat nafsu.


KAMAR IMPIANA, PJ

KEPADA KESEPIAN



kepada kesepian;
hari ini aku meminum madu
yang tertumpah dari rindu

kesepian telah menghantar jasadku jauh
dari ruangan sepi yang riuh.

SI BUTA YANG MENULIS SAJAK




akulah si buta yang menulis sajak
dengan tulisan-tulisan tanpa jejak
sajak-sajak yang mereka cari
dan sebahagian jiwaku yang mereka curi.


Friday, May 20, 2016

KETIKA DALAM HUJAN



ketika dalam hujan
pada suatu pagi musim dingin
telah aku abadikan ingatan
paksi dan harapan
memisahkan garisan

ketika dalam hujan
aku merasa hal kebenaran
tentang sebuah senyuman menawan
semuanya hak mutlak milik tuhan

ketika dalam hujan
aku mengabdikan memori perjalanan
sang musafir yang jatuh cinta pada keadaan.

KAMAR IMPIANA, PJ
20/5/2016

Thursday, May 19, 2016

WAKTU




                            

                              waktu akan merawat luka
                              masa akan menyembuh duka

                 waktu telah membawa kita
                 mengenal antara suka dan cinta

         masa telah memberi kita
         persoalan antara benci dan derita

waktu dan masa
yang diperlu menuju dewasa.

KAMAR IMPIANA, PJ
19/5/2016

RAKSI HARAP YANG MEWANGI



Ada raksi yang mengharum
seperti cinta yang kekal ranum;
            tumbuh berjelaga dalam nafas naifku
            terus-terusan menggoda rindu

pulangkanlah jasad dan jiwaku
seperti dahulu dan yang lalu
sama seperti waktu
aku tidak pernah mengenalimu.

KAMAR IMPIANA, PJ
19/5/2016



MELUR YANG TERKESIMA






setelah aku letih menanam kudrat
mengharap kau menggenggam tanganku erat

         “ kau angankan tulip di seberang lautan
             cantik dan wangi melur di laman
               tidak diendahkan”

akulah melur yang terkesima layu
apabila kau menyiram noda rindu.

KAMAR IMPIANA, PJ
19/5/2016


Wednesday, May 18, 2016

KIRMIZI DI BIBIRKU



dahulu kau sering menampal kirmizi bibirku
dalam setiap bait puisimu

katamu:
            “Ada senyum bidadari
              di setiap puisi
              yang dibaitkan melintasi hujung hati
              ia panah mati”

kini kirmizinya pudar
kau gusar
meninggalkan aku yang jatuh tersasar.

KAMAR IMPIANA, PJ
18/5/2016

PEREMPUAN YANG MENGEJAR MATAHARI


setiap pagi,
di dalam doanya dini
perempuan itu mahu menyunting matahari
hasratnya mahu membawa ke denyut nadi

siang hari,
perempuan itu setia berlari
polos mengejar sang matahari

malam hari,
perempuan itu berdoa dalam mimpi
agar dikabulkan segala permintaan hati

keesokan hari,
perempuan itu hanya mengejar sepi
sisa yang ditinggalkan matahari.

KAMAR IMPIANA, PJ
18/5/2016

DI SEBUAH MUSIM



di sebuah musim
dia menatap wajah bulan
sedalamnya;

di wajah bulan
dia membaca takdir diri
lalu dia pun mengerti
hatinya terperangkap sepi

         dia hanya pungguk yang tidak
         dimahukan lagi.
   

 KAMAR IMPIANA, PJ
18/5/2016        

MENJADI PERSAMAAN



kau datang menghulur air
dari dalam sebuah cangkir
        setelah aku terlalu lelah dan luka mengejar
        setia dulu yang telah terbakar

katamu:
       kita menjadi persamaan
       dalam ikatan kesetiaan

aku tersenyum meminum angan
yang digulakan keikhlasan.

KAMAR IMPIANA, PETALING JAYA
18/5/2016

SEPI SI GADIS



gadis itu mengatur langkah ke rumah sepi
matanya redup
mengharungi badai
       dalam pasrah pelayaran emosi
       jiwanya mengulum gelombang rasa
       bercampur baur lelah dan luka

dia membiarkan hujan menjamah diri
sedang denyut nadi
dan suara getaran hati
terus tergantung sendiri

sepi.

KAMAR IMPIANA, PETALING JAYA
18/5/2016

Tuesday, May 17, 2016

TAKDIR YANG SALAH



perempuan itu berkeluh
akan takdir yang salah

“ takdir yang salah bersama kita,
mewujudkan sebuah lara cinta”

dan perempuan itu menyapu air mata pilu
untuk membunuh semua rindu
agar luruh direntap waktu.


KAMAR IMPIANA, PJ
17/5/2016


NOTA DI DALAM KATA-KATA



saat aku berpayung dari panas mentari
dalam perjalanan ke kedai kopi
di hujung meja aku menulis puisi
sambil kejap memegang sebuah nota
di dalamnya riuh suara kata-kata
bergelimpangan di minda menjadi cinta

tetapi aku hanya mahu menghirup bau kopi
bau-bau keresahan yang melekit pada diri
dan kata-kata di kepalaku menjadi puisi

saat berperang dingin dengan kata-kata
ia telah membunuh kesepianku yang renta
ada kopi dan puisi menjadi haruman setia
mendikit di dalam hangatnya resah dada


OLD TOWN WHITE COFFE, PJ
16/5/2016


GERIMIS KELMARIN






lupakah kau pada gerimis kelmarin
saat salam kau masih terkirim
oleh bayangan rindu
yang figura tubuhnya bisu

kau lupa mendongak langit hari ini
segalanya kelam dalam dini
tali hanya pengikat janji
yang berkulum terikat belum pasti

janganlah kau merayu seperti pengemis
biarlah tubuh basah terkena gerimis
daripada mata bengkak kerana menangis.


KAMAR IMPIANA, PJ
17/5/2016

Friday, April 15, 2016

LEMBARAN HARI LALU





Lembaran hari-hari lalu
buat dia teringat akan waktu
dibidas beberapa persoalan rindu

dia penyaksian kehebatan
suara-suara keadilan
tentang rasa dan ketaatan

sumpahan mentari yang kelam
akan kekal terbias suram


KAMAR IMPIANA, PJ
15/4/2016


PANTUN BAHASA BERKAIT



Sayang kencana emas suasa,
      Dicari laksamana di Pekan Selasa;
Jantung nusa adalah bahasa,
      Roboh bahasa tiadalah bangsa.

Dicari laksamana di Pekan Selasa,
       Pohon bidara si bunga tanjung;
Roboh bahasa tiadalah bangsa,
       Kerana bahasa budi dijunjung.

Pohon bidara si bunga tanjung,
       Baunya wangi hingga ke Bentan;
Kerana bahasa budi dijunjung,
       Harga nilai seorang tuan.

Baunya wangi hingga ke Bentan,
       Bunga melati di tengah desa;
Harga nilai seorang tuan,
      Terpaut hati pada bahasa.

Bunga melati di tengah desa,
      Buat warkah orang tersayang;
Terpaut hati pada bahasa,
      Warisan indah nenek moyang.



p/s: terbit di dewan siswa edisi April 2016

Friday, April 08, 2016

BERADA DI NEGERI KESUNYIAN



Setelah ingatanku basah menjadi puisi
Tiada lagi yang tertinggal di hati
Dalam rangkaian kata-kata
Ia adalah suara yang saling berdusta

Ada sisa ingin memeluk tubuh matahari
Bergelandangan di minda siang hari
Seperti titik-titik kosong
Yang jatuh melengkung
Tidak pernah bergerak
Walau hanya sejarak

Benarlah,
Ia tentang kekalahan
Yang tersungkur kelelahan
Aku berada di negeri kesunyian
Dan hatiku abadi bersama hujan.



8/4/2016

KEMBALI MEMERHATI SEMALAM



Aku kembali memerhati semalam
Tentang hal lewat yang sudah terpadam
Aku lihat lembaran tulisan
Tentang hal diri yang kenyataan

Aku gerakkan memori perjalanan
Seindah nafas ciptaan tuhan
Aku mahu menghirup kemanusiaan
Untuk setiap sudut zaman.


KAMAR IMPIANA,PJ
8/4/2016


Monday, March 21, 2016

Malam ini tentang puisi, kekasih!



Malam ini tentang puisi
yang memberikan nafas seisi
tentang sebuah kesunyian yang paling dalam
seperti rintih nafas yang terpendam

diselami oleh hujan yang mencurah
seperti air mata gundah
aku utuskan surat kepada hujan
supaya dapat berbagi puisi denganmu.


KAMAR IMPIAN, PETALING JAYA

Gadis mukabuku di tubir matamu







Saat telefon bimbitmu berdering laju
Kau berlari di sudut penjuru

Engkau curang
Memaknakan sayang

Hey, aku lihat
Ada gadis mukabuku
Di celah tubir matamu
Dan gadis itu
Bukan aku

Untuk kesekian kalinya
Hatiku dilanda gerhana
Untuk cintamu yang sederhana.



OLD TOWN, PJ


Thursday, February 11, 2016

Engkau yang sering bertanya tentang setia





Engkau bukan?
Yang sering menegurku dalam gebar mimpi
Bertanya sukma tentang setia

Seperti setia,
Hujan yang melimpahkan rasa
Yang tidak letih menunggu reda
Berteduh pada payung sementara
Menghitung rintikmu di jendela
Senantiasa,





Kamar Impiana, Petaling Jaya,
5/2/2016


Setelah hati menjadi puisi, dan sukma terus sepi


Hari ini
Aku terdiam
Memikirkan tentangmu
Watak-watak yang ingin luput
Dari penjuru kotak fikirku

Aku kembali
Menukang puisi
Menghirup patah-patah hati
Dalam sudut sebuah sunyi
Pada waktu malam hari

Dan hujan yang sekejap
Menghantar perasaan yang kedap
Tentang aku yang masih di dinding harap
Bersama hati yang terperangkap

Seperti membuat puisi
Yang tidak jadi
Mengoyakkan kertas dan memandang sepi
Lantas memandang kalender hari
Tanpa sedar aku menangis sendiri

Aku tetap si hodoh yang jelik
Yang selamanya dipandang pelik.





Kamar Impiana, Petaling Jaya,

5/2/2016

Saturday, January 23, 2016

Cerita Tentang Kebisuan






Hei Hujan,
Ayuh ceritakan padaku
Tentang pencarian waktu
Saat kau buru-buru
Menerpa tubuhku
Menampar hangat pipi mulusku

Hei Hujan,
Aku adalah perempuan bisu
Yang penuh egois masa lalu.


OLD TOWN Petaling Jaya,

19 Januari 2016

Kamu adalah lewat perca mimpi semalam



Kamu adalah lewat perca mimpi
Yang pernah jatuh ke dalam hati
Lantas buru-buru kamu berlalu pergi
Meninggalkan aku sendiri
Terus sendiri

Dalam lewat hari
Aku seringkali bermimpi
Agar kamu akan hadir lagi
Menjengah hariku yang sepi

Aku setia menanti
Berharap kamu datang lagi
Di dalam doa-doaku pasti

Dan kamu datang lagi
Setelah sunyiku terisi
Oleh cinta lain yang lebih sejati.

KAMAR ILHAM, PJ


Sunday, January 10, 2016

BERBAGI SUNYI



Kita berbagi sunyi bukan?
dalam kesepian kita menari
dalam kerinduan kita menyanyi
bersama-sama mengalunkan kisah cinta
yang berterusan ada kita

Kita berbagi sunyi bukan?
mengukirkan senyuman bahagia
dalam lirikan mata hingga
ke perdu jiwa

Kita berbagi sunyi bukan?
padanya ada atma gelora
dan kita larut ke dalamnya

Kita terus berbagi sunyi
sehingga kita belum selesai
mengenal makna hakikat diri.


Teratak Impiana,
Petaling Jaya