BILA CINTA KERANA ALLAH...

‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏‏بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
(DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG)

Saturday, March 17, 2012

DIA YANG TERPILIH




Aku renungi lakaran senja hayat
Waktu pudar yang mendewasakannya
Dan sentuhan pawana pilu
Di bawah pementasan kotak minda

Dia yang terpilih
Menerangi kalbu gundah
Mewarnai ceria rentak sanubari
Lalu melupuskan pautan resah

Dia yang terpilih
Menghidupkan aura jiwa minda
Dan melakarkan lekang senyuman bibir.

GAAL,PASIR PUTEH…

LAMBAIAN PASRAH SEORANG LELAKI TUA



Di celah lorong kepekatan malam
Dia melambai-lambai sepi tangannya
Memanggil hati insane,
Menatap mulus wajah tuanya
Yang meraih pada sirna simpati
Dalam keagungan riwayat hidupnya

Sekadar menjengah impian tua
Yang tidak direalisasikan hayat muda
Kepasrahan tanpa luahan kata
Terperangkap sinar wajah duka
Impian tidak tergapai kudrat
Hayunan perasaan larian jiwa.



LUAHAN HATI SESEORANG



Tidakku cintamu kekasih
Kerana balasan yang engkau janjikan dulu
Untuk sebuah taman yang mengalir sungai kebahagiaan

Sungguh tidak kesampaian cintaku padamu
Seandainya terikat dan bersyarat
Pada hukuman cinta kita
Serasa pula adanya penuh tanda tanya

Hanya satu pengucapanmu
Yang aku pegang kini
Menjadi nadi hiduplah aku kerananya
Bersama janjimu restu penuh pasti

Berpisah kita kekasih
Zahir kau yang hilang
Ku cari pada gambaran nyata
Tidakku temu kau kekasih
Bayangmu oh di mana
Hinggakan aku hilang punca

Lalu aku kembali
Ke alam abadi bersama amanat janji
Kulihat engkau di sana setia menanti

Kekasih ku serahkan cinta satu kita
Lebih bermakna dari balasan kau janjikan
Walau kau duga bintang kejora
Menjadi intan tak ku hirau
Dalam sedar aku kembali
Di dalam lenaku kita seabadi
Siang dan malam hanyalah mimpi
Demi engkau kasih tidak ku peduli

MERANGKUL IRAMA MERDEKA




Membangkit ertinya sebuah zaman
Sebelum menyusuri rahmat yang kian bergempita
Kita susuli lembah kehangatan derita
Merobek resah kalbu warga
Dalam mendongak sebuah rasa
Gemuruh kita usir noda penjajah
Titisan darah terakhir tercurah
Ada jiwa menguris duka di situ

Kini kemesraan terpapar bahagia
Tiada lagi calar derita berjela
Anak-anak bersenda loka
Hanyut dalam pengembaraan masa
Sedang yang tua meniti usia
Merasa nikmat merdeka yang masih bersisa

Dan angin ini melunturkan segala gundah
sesyahdu irama kemerdekaan yang kita kecapi.


MENCARI DIRI DI LUBUK ILMU




Tatkala jiwa melangkah ke menara gading
Kalbuku gusar memeluk impian
Disini harapan berlabuh realiti
Maknawiah hati meronta padu
Mengucup lembaran kasih ilmu

Di sini memandu segala cita-cita
Ada manis persahabatan
Ada duka cinta
Penyesalan sebuah kegagalan
Pengorbanan sebuah kejayaan
Kemalasan nyata bukan penawar
Kerajinan bukan penghujung noktah

Waktu berdetik diburu
Menghampat kedewasaan berlalu
Berdikit kematangan variasi kepimpinan
Usaha dan tawakal mengiringi setiap langkah
Harapan dan mimpi ayahbonda tercinta.

MENGGENGGAM SEKEPAL MAKNAWIAH KEHIDUPAN



Satu penungguan bingkisan terdampar
Suara-suara mendesak kasar
Paluan rasa tidak gentar
Menyedut semua gusar
Pahit yang getir
Manis yang sukar

Meraih sekepal maknawiah terdampar
Ternoda dek kemalasan jiwa
Lakaran nikmat menyentap rasa
Pengkalan dewasa meraih hayat.