MUKA MAYA
BILA CINTA KERANA ALLAH...
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
(DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG)
Tuesday, January 02, 2018
SORE DALAM SERIBU PUISI
Seperti matahari, buana dan bayu
yang mengisarkan persoalan rindu
kita tersisip di sepasang
sayap kelabu
mengukir keberadaan
beberapa musim menderu
saat kita melewati sungai waktu
dan ketika berkelana
mengayuh kehidupan lalu
engkau menerobos
bayang-bayang bersamaku
memasuki mataku
dengan langit birumu
hatimulah yang
memancarkan seluruh
senja ilusi
mendekat di dalam mimpi-mimpi.
ADNIE BAHIAH
PUTRAJAYA.
p/s: Puisi ini terbit di Berita Harian pada 31 Disember 2017
Monday, December 04, 2017
DALAM SETIAP KALBU, HANYA UNTUK-MU
Rabb,
Dalam dinihari
Aku hanya mahu menjadi kekasih-mu
Bermunajat dalam rindu keagungan-mu
Dalam pelukan waktu,
Hanya untukmu
Biarlah air mata luruh menggebu
Dalam syifa asma ul-husna-mu
Merasa dekatnya dengan kalbu
Rabb,
Betapa tangisan itu rindu
Hanya mahu menjadi kekasih-mu
Dalam-dalam musim yang tiada pilu
Aku tinggalkan jejak nafasku.
ADNIE
BAHIAH
PANDAN INDAH, KUALA LUMPUR
P/S: tersiar di dewan tamadun islam edisi Disember 2017
Friday, July 14, 2017
PUISI ULANG TAHUN DIRI
setiap ulang tahun diri
kita lebih memilih sepi
bergentayangan menari-nari
sendiri.
atau seperti kita menanti hujung hujan
yang tidak pernah basah
jatuh menghurai ke tanah
moga cinta dari segala makrifat
akan terus menampung hayat
sebelum kita menjadi lubuk hakikat
yang paling abadi
yang lebih nyaman bersemadi
di sisi ilahi.
KAMAR IMPIANA, PJ
14/7/2017
Tuesday, May 09, 2017
WAKTU DAN DETIK PERJALANAN
Di sebahagian tubuhku
adalah kenangan
adalah kenangan
yang sedang merawat
duka sepinya sendiri
duka sepinya sendiri
wajahku dibalik
gerigi sepi sayup-sayup
gerigi sepi sayup-sayup
berkecamuk mempersonakan
perjalanan hidup
perjalanan hidup
sebuah senyumanku
yang diletakkan di balang kaca
yang diletakkan di balang kaca
bila-bila masa akan
dipecahkan memori usia.
dipecahkan memori usia.
Seluruh waktu
adalah kesepianku
biarpun resah perasaan
semakin luruh
hati makin dekat
kepada yang menjauh
Tuhan,
aku masih ingin
cantik,
untuk hidup yang
beberapa detik.
ADNIE
BAHIAH
PETALING
JAYA.
p/s: Tersiar di Berita Harian 7 Mei 2017
Thursday, March 09, 2017
Ingatan Mac Kepada Februari
Feb,
tiada puisi lagi untukmu
Sehingga mac menegur hari itu
Senyumannya ghairah, aku tersipu malu
Ia masih bertanya tentang puisi masa
lalu
Mac
Hari ini sunyi masih lagi berteleku,
puisiku masih basah diragut rindu
Aku ingin menulis puisi lagi
Supaya suara sepiku tidak menjerit sunyi
Mac
Hari ini aku basah kehujanan
Kesejukan dalam kesunyian
Seperti mendatar sebuah perasaan
Mac
Engkau masih tidak membuka pintu
Sudah beberapa hari aku melewati kamar tidurmu,
Mac
Malam ini tiada puisi yang menari-nari
Didalam minda sepi
Ada cuma sebungkus hati
Jauh untuk kembali
Mac
Sembilan purnama rindu itu jatuh
Bertakung.
KAMAR IMPIANA PJ
9.3.2017
AKU MENJADI ABADI
Setiaku menunggu bulan yang jauh
Agar suara hatiku nanti masih berbunyi riuh
Ketika kata-kata jatuh
Aku tidak sempat berteduh
Melarikan diri dari hujan yang luruh
Aku masih di sini
Setia sepi
Di dalam baris puisi
Kata-kata berkubang
menusuk hati
Bayangnya bersembunyi
Resahnya bercampur baur
Kenangan bertabur
Aku pulang membawa
sebahagian yang belum sempat dimiliki
Ketika bulan tak mampu lagi kurangkul
Carilah aku di dalam
puisi
Kerana di situ jiwaku
abadi
Menjadi puisi-puisi.
KAMAR IMPIANA, PJ
p/s: terbit di tunas cipta edisi disember 2017
Wednesday, January 11, 2017
Masa adalah luka yang sakit
Hujan
malam, dan kita kuyup kebasahan
dalam
denai darah kesetiaan
darah
tidak henti mengalir,
di
pergunungan pipi air mata semakin resah mencair
Darah
yang menitis pilu,
tidak
sesakit air mata mengalir lesu
hati
yang berduka di tahun lalu,
pedihnya
bagai dihiris hempedu
Jari
yang terluka di tahun baru,
sakitnya
nampak di mata kalbu
Jari
yang terluka di tahun baru,
tidak
seperti hati yang berduka menunggu.
KAMAR IMPIANA,PJ.
11/1/2017
Subscribe to:
Posts (Atom)